Liputan6.com, Jakarta – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan kritik terhadap utang pemerintah yang semakin membesar di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Dalam pidatonya pada acara pengambilan sumpah janji jabatan pengurus DPP PDIP masa bakti 2019-2024 yang diperpanjang hingga 2025 di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (5/7/2024), Megawati menyoroti masalah ini.
“Coba kamu itung dengan riil, tidak bohong. Sekarang yang namanya utang negara berapa? Mbok diulas-ulas yang bener gitu,” kata Megawati.
Ia menekankan bahwa pemerintah harus mencari solusi untuk mengatasi masalah utang negara. Jika tidak ditangani dengan baik, ia khawatir akan memicu krisis ekonomi.
“Pertanyaan saya, cara bayarnya nanti gimana? Kalau dalam geo politik tadi sama juga, ini saya khawatir krisis ekonomi. Kayak zaman saya nangani berhasil. Nanti kalau saya bilang gitu, Bu Megawati sombong. Buktinya berhasil. Saya dapat award dari CNBC,” tuturnya.
“Kenapa kok katanya bisa pada waktu melunasi utang IMF. Itu susah banget, kan dari zaman Pak Harto. Sekarang saya nanya, kalau keadaan kayak gitu, so what? Lo mau ngapain, terus bayar utangnya tolong dihitung berapa lama?” ujar Megawati.
Ia menambahkan, “dalam perencanaan kemarin utangnya Rp8.000 triliun. Triliun bukan itu perak.”
Ia meminta agar kritik ini tidak dipandang negatif atau dianggap berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah bangsa.
“Saya kalau ngomongin, Ibu Megawati sudah tidak ini dengan Pak Jokowi. Enggak. Ini harus dipikir semua karena persoalan bangsa bukan orang per orang. Kayak apa Rp8.500 triliun, dibayar pakai apa?” ujar Megawati.
“Pikir dah sono yang ahli-ahli ekonomi. Mbok ya inget bukan kepentingan Ibu Mega loh. Ini realita keadaan Indonesia masa kini. Pikirin, emangnya kita gak boleh pikirin? Sangat boleh,” imbuh dia.
Megawati Singgung Pemanasan Global
Dalam kesempatan itu, Megawati juga menyinggung isu pemanasan global. Menurut dia, pemerintah harus melakukan segala upaya untuk mengurangi pemanasan global.
“Belum lagi yang namanya global warming. Hayo mbok diulas kumaha itu. Boleh tanya sama Ibu Dwikora keadaan gimana? Mbok itu disiapkan. Beliau bilang, ‘Ibu ini anomali, sulit diprediksi. Katanya juli itu masih hujan’. Padahal kalau ingat dari zaman dulu tidak hujan. BMKG mengatakan ini yang terjadi namanya musim kering, supaya rakyat tahu, kalau enggak ada air gimana?” ujar Megawati.
Karena itu, Megawati mengingatkan pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam mengambil sebuah kebijakan.
“Siapa pun pemerintahannya akan mempunyai dampak kalau tidak bisa menjalankan dengan baik. Mau ditulis gede, boleh. Itu pikirin,” ucap Megawati Soekarnoputri.