Jakarta, CNN Indonesia
—
TNI Angkatan Laut (AL) menunda proses pembongkaran pagar laut misterius yang berada di perairan Tangerang, Banten, pada Minggu (19/1).
Kabar penundaan itu disampaikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali. Ia beralasan hal itu dilakukan lantaran sedang dilakukan evaluasi terkait alat yang digunakan dalam proses pembongkaran pagar laut.
“Akan dilakukan (pembongkaran) namun dievaluasi dulu kira-kira alat apa yang sebaiknya digunakan, yang lebih praktis, mengingat perairannya cukup dangkal,” ujarnya lewat pesan singkat.
Kendati demikian, Ali tidak membeberkan lebih jauh kapan pembongkaran akan kembali dilanjutkan. Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder holder terkait lainnya.
“Kita tunggu hasil rapat dengan semua stakeholder kemaritiman,” ungkapnya.
Sebelumnya Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta bersama warga sekitar mulai membongkar pagar laut misterius di perairan Tangerang, Banten pada Sabtu (18/1).
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama I Made Wira Hady menarget pembongkaran pagar laut misterius di Kabupaten Tangerang rampung paling cepat dalam 10 hari.
Sejumlah pasukan khusus TNI AL di antaranya dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), Komando Pasukan Katak (Kopaska) hingga Marinir terjun membongkar pagar laut tersebut.
Selain pasukan khusus, sejumlah kapal milik TNI AL juga dikerahkan dalam kegiatan pembongkaran ini. Di antaranya tugboat, kapal searider, hingga satuan kapal patroli (satrol).
Sementara itu Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menyayangkan adanya pembongkaran pagar laut yang dilakukan TNI AL.
Ia menilai seharusnya pagar laut misterius itu tidak serta merta dibongkar untuk memudahkan proses penyelidikan untuk mengetahui siapa pemiliknya.
“Kalau dibongkar gimana, nggak ada yang ngaku kan repot. Dan kamu (media) ngejar saya lagi, nanya siapa yang punya,” tuturnya.
KKP juga menyayangkan pembongkaran pagar laut misterius di Tangerang oleh TNI Angkatan Laut pada Sabtu (18/1) kemarin. KKP merasa pembongkaran pagar laut itu dilakukan tanpa berkoordinasi dengan mereka.
“Kami menyayangkan pembongkaran pagar laut tersebut dilakukan tanpa koordinasi dengan KKP,” kata Stafsus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto Darwin dalam keterangannya, Minggu (19/1).
(tfq/DAL)