Jakarta
–
Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) resmi memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75%. Penurunan suku bunga disepakati dengan suara bulat pada Federal Open Market Committee (FOMC) salah satunya mempertimbangkan angka pengangguran yang naik di AS.
Dikutip dari CNBC, Jumat (8/11/2024), pemangkasan ini kali kedua yang dilakukan The Fed dalam dua pertemuan FOMC secara beruntun. Sebelumnya, pada September lalu The Fed memangkas suku bunga 50 bps. Dengan demikian, secara akumulasi suku bunga The Fed sudah dipangkas 75 bps.
Setelah pertemuan tersebut, saham ditutup positif, Nasdaq menguat 1,5%. Baik Nasdaq maupun S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi. Sementara imbal hasil Treasury anjlok setelah melonjak pada hari sebelumnya.
Pernyataan usai pertemuan mencerminkan beberapa perubahan dalam cara Fed memandang ekonomi, salah satunya yakni cara menilai upaya untuk menurunkan inflasi sambil mendukung pasar tenaga kerja. The Fed melihat dukungan terhadap lapangan kerja menjadi prioritas yang sama pentingnya dengan menahan inflasi.
“Komite menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang,” kata The Fed dalam dokumen.
Inflasi AS kembali ke target bank sentral sebesar 2%, sementara pasar tenaga kerja telah menunjukkan beberapa indikasi pelemahan. Gubernur The Fed Jerome Powell telah berbicara tentang penataan ulang kebijakan ke arah yang tidak seketat sebelumnya saat berfokus pada penjinakan inflasi.
“Kalibrasi ulang lebih lanjut dari sikap kebijakan kami akan membantu mempertahankan kekuatan ekonomi dan pasar tenaga kerja, dan akan terus memungkinkan kemajuan lebih lanjut pada inflasi saat kami bergerak menuju sikap yang lebih netral,” kata Powell pada konferensi pers usai pertemuan.
Berlanjut ke halaman berikutnya.