Singapura Jadi Negara Paling Getol Investasi di RI 10 Tahun Terakhir


Jakarta

Singapura menjadi negara dengan aliran dana investasi asing paling besar yang masuk ke Indonesia selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan per triwulan III 2024 ini dana penanaman modal asing (PMA) asal Singapura tercatat mencapai US$ 5,5 miliar atau setara Rp 85,8 triliun (kurs Rp 15.600).

“Kalau negara memang Singapura ini sudah 10 tahun terakhir itu selalu menjadi investor nomor satu di Indonesia. Nilainya pada perjumpaan ketiga ini adalah US$ 5,5 miliar,” kata Rosan, dalam acara Konferensi Pers di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Setelah Singapura, ada Hong Kong yang menyusul dengan nilai investasi US$ 2,2 miliar, disusul China sebesar US$ 1,9 miliar, kemudian Malaysia sebesar US$ 1 miliar. Rosan menjelaskan, data ini berdasarkan pada negara tempat perusahaan penanam modal mendaftar.

“Walaupun mungkin, contohnya Malaysia ini investasinya masuknya dari Malaysia, tetapi sebetulnya dari Lotte, dari Korea. Tapi karena terdaftarnya mereka melalui Malaysia, jadi terdaftarnya kita adalah melalui Malaysia,” jelasnya.

Selain Singapura, negara lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan juga cukup konsisten dalam berinvestasi ke Indonesia dan masuk ke dalam 10 besar negara sumber PMA terbesar. Namun memang nilainya tidak sebesar Singapura.

Sementara itu, per Januari s.d September 2024 tercatat aliran investasi Singapura mencapai US$ 14,35 miliar atau setara sekitar Rp 223,86 triliun. Lalu Hong Kong berada di posisi kedua dengan nilai investasi US$ 6,6 miliar, disusul oleh China dengan nilai investasi US$ 5,78 miliar.

Berikutnya, juga ada Amerika Serikat di posisi keempat dengan nilai investasi US$ 2,82 miliar, serta Malaysia yang menduduki posisi kelima dengan US$ 2,72 miliar.

Lebih lanjut, Rosan merinci sektor-sektor yang menyerap aliran dana investasi tersebut. katanya, mayoritas masih masuk ke industri logam dasar beserta turunannya. Angkanya mencapai US$ 10,18 miliar atau setara 23,35% dari total penanaman modal asing Januari- September 2024.

Selanjutnya ada penanaman modal asing ke sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi di urutan kedua dengan nilai US$ 3,97 miliar, disusul oleh sektor pertambangan senilai US$ 3,86 miliar.

Berikutnya ada sektor kimia dan farmasi serta industri kertas dan percetakan mencatatkan penanaman modal asing masing-masing US$ 3,22 miliar dan US$ 2,65 miliar.

(shc/kil)

Sumber : Detik Finance