Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa program doktoral Universitas Indonesia, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan cara PDI Perjuangan (PDIP) bertahan menghadapi dinamika politik nasional dan global.
Hal itu disampaikan Hasto dalam sidang terbuka promosi doktor yang berlangsung di Balai Sidang, Universitas Indonesia, Jumat (16/10/2024).
Dalam disertasi berjudul Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan, Hasto menggunakan sudut pandang kepemimpinan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam mengadaptasi ideologi Pancasila guna mempersatukan partai dalam berbagai masalah dinamika politik Tanah Air.
“Daya rekat ideologi pada saat ini tampak dari proses kaderisasi melalui kesadaran ideologi kultur dan organisasi partai,” ujar Hasto Kristiyanto saat menjalani sidang terbuka promosi doktor di Balai Sidang UI Depok, Jawa Barat, Jumat (18/10/2024).
Menurut Hasto, PDIP menggunakan ikatan emosional kader dengan Presiden pertama RI Soekarno dan materi kepemimpinan yang diaplikasikan di Sekolah Partai PDIP untuk memperkuat para kadernya, sehingga bertahan dari berbagai goncangan dinamika politik.
Hasto menilai hal itu berhasil membuat PDIP bertahan, khususnya saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan kekuasaan untuk menggerus partai moncong putih dalam Pilpres 2024.
“Guncangan terhadap pelembagaan partai terjadi pada Pilpres 2024 berupa abuse of power dan power behavior dengan karakternya authoritarian populism. Karakter ini lahir dari perpaduan feodalisme, populisme dan machiavellian yang digerakkan oleh ambisi kekuasaan,” tuturnya.
PDIP Mampu Bertahan di Tengah Kerusakan Demokrasi Era Jokowi
Presiden Jokowi yang seharusnya menjadi sumber keteladanan dan otoritas moral, terbukti secara kualitatif dan kuantitatif menjadi core element ambisi kekuasaan demi perpanjangan pengaruh kekuasaannya.
Implikasinya pun sangat serius, di mana kerusakan demokrasi, lemahnya supremasi hukum, dan penggunaan sumber daya negara dan alat-alat negara yang mengubah total watak demokrasi yang berkedaulatan rakyat, menjadi demokrasi kekuasaan.
Hasto menyimpulkan kepemimpinan Megawati memiliki pengaruh kuat terhadap ketahanan partai. Selain itu, ia mengatakan kepemimpinan ketua umum partainya tersebut bersifat lentur dengan daya adaptasi untuk bertahan atau memulihkan diri dari berbagai goncangan dinamika politik.
“Kemampuan PDIP bertahan dalam menghadapi the triangle of authoritarian populism menjadikan PDIP sebagai model yang representatif bagi studi pelembagaan dan ketahanan partai. Megawati Soekarnoputri memiliki legasi sebagai tokoh pro-demokrasi, penjaga demokrasi dan konstitusi, serta tradisi kepemimpinan intelektual yang tumbuh dari pengalaman hidupnya yang sangat kompleks,” ujar Hasto.
Megawati dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir di Sidang Doktor Hasto
Hasto dalam sidang disertasi ini diuji oleh empat profesor dari dalam dan luar negeri, yakni Gumilar Rusliwa Somantri, Bambang Shergi Laksmono, Sulistyowati Soewarno, dan Ludger Helms.
Sementara itu, sidang terbuka promosi doktor dipimpin Athor Subroto dan dihadiri promotor Satya Arinanto, Hanief Saha Ghafur, dan Margaretha Hanita.
Sidang terbuka turut dihadiri Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri. Megawati mengenakan gaun berkelir merah bernuansa batik di bagian lengan sebagai tamu undangan naratetama.
Putri Proklamator RI Soekarno itu datang dengan didampingi Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital M. Prananda Prabowo.
Beberapa politikus PDIP lain seperti Ahmad Basarah, Yasonna Laoly, Eriko Sotarduga, Bintang Puspayoga, dan Ganjar Pranowo tampak hadir ke lokasi sebagai tamu undangan.
Cawapres pada Pilpres 2024 RI Mahfud MD dan pakar hukum tata negara Todung Mulya Lubis juga tampak hadir ke lokasi sebagai tamu undangan sidang terbuka.