Selain CPO Pertamina Ungkap Sumber Bahan Bakar Baru: Sorgum-Mangrove


Jakarta

Indonesia sudah mulai mengandalkan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sebagai salah satu bahan bakar kendaraan yang ramah lingkungan. Di sisi lain, CPO juga dibutuhkan di sektor pangan sehingga menimbulkan persaingan untuk mendapatkan CPO.

Hal itu lah yang memicu PT Pertamina (Persero) untuk mencari sumber bahan bakar nabati yang lain. Direktur Utama PT Pertamina Persero Nicke Widyawati mengatakan pihaknya saat ini telah menemukan 4 sumber bahan bakar baru yang berasal dari tumbuhan.

Saat ini, Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar diesel yang melalui percampuran antara BBM dengan bahan bakar basis sawit sebesar 35% (B35). Ternyata, bahan bakar basis sawit tersebut tidak dapat diterima di Eropa.

“Masalahnya CPO ini belum bisa diterima di Eropa dan berebutan dengan pangan. Maka Pertamina, kita melakukan research dan hari ini sudah menghasilkan 4 research sumber bahan bakar, selain CPO,” kata Nicke dalam sambutannya yang disiarkan secara virtual, Rabu (5/6/2024).

Nicke menjelaskan pihaknya menemukan batang tumbuhan sorgum dapat menggantikan CPO untuk jenis bahan bakar diesel. Kemudian, bahan bakar basis nipah mangrove.

Dia melihat potensi tanaman mangrove yang tumbuh subur dan banyak. Hal yang perlu dilakukan pihaknya adalah membangun ekosistem tersebut, mulai dari penanaman hingga panen nipah mangrove yang lebih ekonomis.

“Kita punya mangrove yang besar contoh di Mahakam ada 560 hektar yang bisa kita tanam. Apa yang kita perlukan? Mekanisasi agar proses dari mulai penanaman sampai panen lebih ekonomis,” jelasnya.

Lalu, ada ganggang laut. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan memiliki perairan yang luas.

Hal tersebut dapat dimanfaatkan dengan menanam ganggang laut di sepanjang garis pantai. Hasilnya, Nicke menyebut pihaknya telah menemukan minyak mentah dengan basis ganggang laut dan juga untuk pengganti CPO.

“Ada bioetanol sekarang masih impor 50% gasolin kita mulai kurangi dengan mencampur bioetanol molases tebu. Ini kan kita rebutan lagi dengan gula, kami sekarang sedang menanam pongamia dan juga kepuh digunakan untuk bioetanol dan dicampur ke dalam ini sehingga bisa meningkatkan oktana artinya kita bisa menurunkan impor,” imbuhnya.

Pihaknya akan terus mengembangkan penemuan tersebut dari hulu ke hilir. Dia pun berharap dengan adanya penemuan baru ini akan terbentuk industri baru dan menciptakan lapangan kerja. Dengan begitu, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus tercapainya transisi energi.

Simak juga Video: Eks Dirut Pertamina Karen Dituntut 11 Tahun Penjara

[Gambas:Video 20detik]

(das/das)

Sumber : Detik Finance