Jakarta
–
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengaku bersyukur atas kondisi ketenagakerjaan yang disebutnya kian membaik setelah pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi telah memukul kehidupan sosial dan ekonomi dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 7,07% pada 2020.
Namun, seiring pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan, tingkat pengangguran terbuka pada 2024 ditekan menjadi 4,82%. Capaian ini disebutnya sebagai yang terbaik setelah reformasi.
“Tingkat pengangguran terbuka pada 2024 dapat kita tekan menjadi 4,82%. Ini merupakan tingkat pengangguran terendah, setidaknya pasca reformasi,” katanya dalam Pembukaan Naker Fest & Naker Award di 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2024).
Ida menyatakan, Indonesia harus mampu menghasilkan kebijakan dan regulasi yang solutif, responsif dan adaptif, serta kerja kolaboratif untuk menciptakan iklim ketenagakerjaan yang inklusif dan berkelanjutan. Apalagi tantangan pasar kerja saat ini kian dinamis.
Ia menyebut kombinasi antara digitalisasi, transisi hijau, dan struktur demografi berdampak pada perubahan pola hubungan kerja, cara bekerja, serta kebutuhan kompetensi dan keterampilan sumber daya manusia ke level yang lebih tinggi. Di sisi lain separuh dari angkatan kerja dan penduduk bekerja berpendidikan SPM ke bawah.
“Namun, saat ini separuh dari angkatan kerja dan penduduk bekerja masih berpendidikan SMP ke bawah, tingkat pengangguran lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi juga relatif cukup tinggi. Kondisi itu menyiratkan persoalan adanya mismatch antara supply dan demand pasar kerja masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” ungkapnya.
Melihat tantangan tersebut, Ida memastikan pemerintah tidak tinggal diam. Telah dikeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang menjadi batu loncatan dalam membangun ekosistem link and match di pasar kerja.
“Perpres tersebut mengamanatkan kepada Kementerian Ketenagakerjaan, selain untuk mereformasi pelatihan vokasi tentunya, juga membangun dan mengorkestrasi Sistem Informasi Pasar Kerja (SIPK) yang merupakan pilar penting dari kelembagaan pasar kerja,” terang dia.
“Kami bersama seluruh stakeholder ketenagakerjaan terus bersinergi dan berkolaborasi dalam mewujudkan mandat ini. Salah satu wujud dari upaya tersebut adalah acara “NakerFest 2024″ ini,” tutup Ida.
(ily/ara)