Jakarta
–
Emiten tambang PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melalui anak usahanya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) tengah menggenjot penyelesaian proyek smelter tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Diperkirakan produksi katoda tembaga sudah bisa dimulai pada kuartal IV 2024.
Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau, mengatakan bahwa saat ini proses komisioning smelter tembaga tengah dilakukan. Per 31 Mei 2024, kemajuan proyek yang juga merupakan proyek strategis nasional (PSN) ini telah mencapai 95,5%.
“Proyek smelter AMMAN kini tengah berada dalam proses komisioning, yang direncanakan akan berlangsung selama lima bulan sejak awal Juni. Salah satu tahap dalam proses komisioning tersebut adalah masuknya konsentrat tembaga sebagai feed smelter,” kata Rachmat, dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (14/7/2024).
Smelter tembaga ini dirancang memiliki kapasitas input terpasang sebesar 900.000 ton konsentrat per tahun (ktpa). Selain itu, smelter ini akan menghasilkan produk akhir berupa 222.000 ton katoda tembaga per tahun (tpa), serta asam sulfat, emas batangan, perak batangan, dan selenium.
Konstruksi fisik dan penyelesaian mekanis telah selesai, dengan sisa progres sebesar 5% yang merupakan tahapan komisioning. Rachmat menjelaskan, selama periode ini, berbagai tahapan pengujian peralatan dan infrastruktur akan dilakukan untuk memastikan semua sistem berfungsi optimal sebelum memulai produksi komersial.
“Produkai katoda tembaga pertama dari smelter dijadwalkan pada kuartal IV tahun 2024,” tuturnya.
Dalam menggarap pembangunan smelter ini, AMNT bekerja sama dengan kontraktor internasional, termasuk China Non-ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd (NFC) dan PT Pengembangan Industri Logam (PT PIL), untuk memastikan proyek smelter ini memenuhi standar global dalam waktu yang tepat. Proyek ini diharapkan menjadi salah satu fasilitas peleburan double-flash tercepat yang dibangun di luar China.
Di samping itu, Rachmat turut menyampaikan kinerja perusahaan. Pada tahun 2023 lalu, AMNT berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa Barat hingga 82%. Menurutnya, hal ini menunjukkan pentingnya peran perusahaan ini dalam perekonomian daerah.
Dalam hal keamanan, perusahaan juga telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Pengamanan Objek Vital Nasional (SMP Obvitnas) dari Mabes Polri, dengan kategori Gold dan nilai kepatuhan mencapai 90,44%. Sertifikasi ini diberikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 63 Tahun 2004 dan Peraturan Kepolisian Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019, yang mengatur tentang pengamanan objek vital nasional.
“Keberhasilan ini juga merupakan langkah strategis dalam mengeliminasi potensi ancaman dan gangguan, serta meningkatkan keamanan operasional secara sistematis,” ujar Rachmat.
AMNT juga telah menandatangani Nota Kesepahaman & Pedoman Kerja Teknis Jasa Pengamanan Obvitnas dengan Polda NTB untuk memperkuat keamanan dan pengawasan selama proses pembangunan smelter. Langkah ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam memperkuat sistem manajemen pengamanan yang baru-baru ini disertifikasi.
(shc/das)