Program Hilirisasi Cetak Realisasi Investasi Rp 1.245,80 T Dalam 5 Tahun


Jakarta

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 1.245,80 triliun dalam 5 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2020 s.d September 2024.

Informasi ini tercantum dalam bahan paparan Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, dalam acara Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan III 2024 dan 10 Tahun Capaian Investasi di Era Presiden Jokowi. Nilai Rp 1.245,80 triliun ini berkontribusi 22,18% ari total realisasi investasi 2020 s.d September 2024.

“Kami melihat angka ini cukup konsisten gitu, baik secara 3 bulanan, secara 1 tahunan, maupun secara 5 tahunan itu konsisten di atas, selalu di atas 20%,” kata Rosan, di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024).

Angka tersebut terdiri atas kontribusi sektor mineral yakni smelter sebesar Rp 759,83 triliun. Ini terdiri atas Rp 514,80 triliun nikel, Rp 46,77 triliun tembaga, Rp 194,24 triliun bauksit, dan Rp 4,02 triliun timah. Lalu di sektor kehutanan sumbangsihnya sebesar Rp 196,99 triliun dari pulp dan paper.

Selanjutnya di sektor pertanian Rp 130,23 triliun dari CPO atau Oleochemical. Kemudian di sektor minyak dan gas (migas) Rp 139,61 triliun dari petrochemical, serta terakhir di ekosistem kendaraan listrik Rp 19,14 triliun dari baterai kendaraan listrik.

Rosan mengatakan, realisasi di sektor hilirisasi konsisten mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Tercatat pada triwulan III 2024 realisasinya mencapai Rp 91,51 triliun. Sedangkan per Januari s.d September 2024, tercatat nilai realisasinya mencapai Rp 272,91 triliun.

“Persentasenya hampir sama dengan yang triwulan III tadi. Jadi memang yang ingin saya sampaikan ini konsisten ya, lebih dari 20% kontribusi dari hilirisasi yang pada Januari sampai September 2024 adalah Rp 272,91 triliun,” ujarnya.

Menurutnya, jumlah tersebut memberikan kontribusi cukup besar hingga 20% dari realisasi investasi RI di Januari s.d September 2024 yang mencapai Rp 1.261,43 triliun.

Adapun rinciannya, sumbangsih tertinggi berasal dari smelter nikel sebesar Rp 113,77 triliun. Lalu di lingkup mineral ini ada smelter tembaga Rp 45,72 triliun, smelter bauksit Rp 10,79 triliun, dan smelter timah Rp 0,5 triliun.

“Kalau kehutanan, pulp and paper kontribusinya Rp 33,72 triliun, CPO atau oil chemical Rp 44,9 triliun, petrochemical Rp 17,46 triliun, dan ekosistem kendaraan listrik ini battery khususnya Rp 6,86 triliun. Tapi totalnya adalah Rp 272,91 triliun. Jadi angkanya cukup konsisten ini kalau kita lihat,” kata dia.

(shc/kil)

Sumber : Detik Finance