Jakarta
–
Produsen rokok Bentoel Group menggencarkan program Environmental, Sosial and Governance (ESG) di Indonesia melalui berbagai inisiatif. Salah satunya perusahaan komitmen mendaur ulang 31% limbah produksi air di pabriknya di Malang.
Head of Corporate & Regulatory Affairs Bentoel Group Dian Widnayarti mengatakan adanya pabrik pengolahan air limbah sejak 2021 itu mampu mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap air tanah sebesar 70%.
“Kita punya ketergantungan (air) yang masih sangat tinggi, sementara sumbernya nggak bertambah. Jadi komitmen kami adalah efisiensi penggunaan air di mini produksi. Ke depannya kami masih ingin terus mengefisienkan penggunaan air karena kapasitas produksi kami terus bertambah untuk tujuan ekspor,” kata Dian saat ditemui di booth Bentoel Group di Nusa Dua Convention Center (NDCC), Senin (20/5/2024).
Sebagai informasi, kapasitas produksi Bentoel mencapai 30 miliar batang rokok per tahun. Jumlah tersebut mayoritas untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke 25 negara tujuan.
Air limbah yang berhasil didaur ulang akan dipakai lagi untuk keperluan sendiri, untuk siram tanaman, bahkan dikonsumsi.
“Saya pikir akan ada rasa, ternyata enggak, jadi kayak air putih biasa,” beber Dian.
Maket pabrik pengolahan air limbah dipamerkan Bentoel dalam acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Booth tersebut akan ada seiring berlangsungnya acara yakni 18-25 Mei 2024.
Selain limbah air yang didaur ulang, limbah produksi dari kertas yang salah dan lainnya juga didaur ulang menjadi pupuk alias pembenahan tanah. Dalam pemanfaatannya diberikan kepada masyarakat sekitar dan diberikan kepada pihak ketiga untuk dijual.
“Diberikan ke pihak ketiga, alam sinar, mereka oleh lagi terus dijual,” terang Dian.
(kil/kil)