Prihatin, Sidarto Danusubroto Sebut Kondisi Demokrasi Indonesia saat Ini 'NPWP'

Liputan6.com, Jakarta Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Irjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto, genap berusia 88 tahun. Di usianya yang ke-88 tahun itu, Sidarto mengaku prihatin dengan kondisi demokrasi di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Sidarto di acara syukuran ulang tahunnya yang ke-88 tahun di Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (11/6/2024).

“Saat ini saya kira perlu kita melahirkan satu demokrasi yang baik untuk kita. Saya terus terang prihatin Pak Try, Pak Moeldoko, Pak Wiranto. Sekarang ini demokrasi NPWP, demokrasi nomor piro wani piro. Ini yang saya prihatinkan,” kata Sidarto.

Sidarto menyoroti, mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kontestasi Pemilu di Indonesia. Bahkan, katanya dibutuhkan dana miliaran rupiah untuk ikut pilkada maupun pileg.

“Kepala daerah, gubernur membutuhkan ratusan miliar rupiah untuk menjadi bupati. Wali kota (perlu) puluhan miliar rupiah. Untuk menjadi anggota DPR sama saja. Untuk menjadi apa saja selalu membutuhkan uang,” ucap Sidarto Danusubroto.

Akibatnya, lanjut Sidarto, demokrasi tidak berjalan baik. Bahkan, kata dia, tidak jarang calon kepala daerah harus meminjam dana dari para bohir, sehingga memiliki tanggung jawab mengembalikan dana yang sepadan kepada bohir.

“Dia untuk menjadi (pejabat) dibantu oleh bohir-bohir. Waktu jadi dia harus memberikan proyek kepada bohir-bohirnya,” kata Sidarto.

Anggota Wantimpres itu menyatakan, kondisi tersebut menyebabkan aspirasi rakyat tak tersuarakan. Hal ini harus diubah.

“Ini yang saya dreaming. Jangan kita niru demokrasi barat, belum waktunya. Ini yang sekarang terjadi pada kita demokrasi NPWP, nomor piro wani piro. Tolong kita cegah ya, harus ada combine,” kata dia.

2 dari 2 halaman

Pejabat hingga Selebritas Hadiri Acara HUT Sidarto Danusubroto

Acara ulang tahun Sidarto Danusubroto ini dihadiri juga oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, mantan Gubernur Banten Rano Karno, serta mantan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno.

Ada pula mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md, Guru Besar Filsafat STF Driyarkara Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis, politikus PDIP Rieke Diah Pitaloka, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Dari kalangan selebritas, terlihat hadir pemeran dan pelawak Indro Warkop serta Roy Marten, penyanyi Krisdayanti dan Yuni Shara.



Sumber : Liputan 6