Politikus NasDem Lidya Ajak Generasi Muda Dayak Lestarikan Warisan Leluhur, Ini Alasannya

Liputan6.com, Jakarta Politikus NasDem Lidya Natalia Sartono mengajak generasi muda Dayak untuk tetap menjaga warisan adat budaya di tengah arus teknologi yang begitu pesat dan cepat.

Hal ini disampaikannya dalam Seminar Gawai Dayak XXXVIII bertema ‘Generasi Muda Dayak Terampil, Menjaga Warisan Budaya, Berdampingan Dengan Masyarakat Bangsa, Mampu Mengaktualisasikan Diri Sebagai Warga Dunia’ yang digelar di Pendopo Gubernur Kalbar.

Anggota DPRD Kalimantan Barat ini berharap agar anak muda Dayak mampu membuka diri dengan berkolaborasi positif dengan generasi muda lainnya di tanah air untuk memperkuat jejaring serta pengetahuan.

“Pemuda Dayak harus berjejaring, terus mengupdate diri dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Generasi muda di Kalbar juga harus optimis menuju Indonesia Emas  2045,” ungkap mantan aktivis PMKRI ini dalam keterangannya, Jumat (24/5/2024).

Dirinya mengingatkan agar kesadaran menjaga warisan budaya Dayak perlu digaungkan agar teknologi tidak menggeser kebudayaan namun teknologi dimanfaatkan secara positif dalam mengenalkan kebudayaan Dayak.

“Salah satu budaya yang harus digaungkan melalui teknologi saat ini adalah Gawai Dayak. Acara budaya ini harus terus kita maknai dengan menjaga warisan leluhur,  terutama rasa syukur dan berterimakasih atas nafas kehidupan melalui limpahan kesehatan dan berkah dalam kehidupan,” ungkap Lidya.

2 dari 2 halaman

Ruang Budaya

Sehingga, kata Lidya, Gawai Dayak menjadi ruang budaya bagi generasi muda di Kalbar untuk meneguhkan kebudayaan dan adat serta momentum untuk mengenalkan secara luas kepada masyarakat dunia tentang budaya Dayak.

Dia menjelaskan, Gawai Dayak selalu di simbolkan dengan padi, dan hasil alam yang diperoleh dan dijaga secara turun temurun dengan tata cara yang di wariskan oleh leluhur suku Dayak.

“Gawai Dayak adalah tradisi yang dirayakan untuk bersyukur kepada Sang Pencipta atas hasil yang diperoleh, tidak sekadar sebuah perayaan, tapi perlu dimaknai sebagai solidaritas dan keteguhan masyarakat Dayak menjaga warisan leluhur ditengah perkembangan teknologi. Tugas kita adalah menjaga dan melestarikannya,” tuturnya.



Sumber : Liputan 6