Liputan6.com, Jakarta Polri tengah menjadi sorotan pasca helatan Pilkada 2024 ini, bahkan ada sejumlah pihak yang mewacanakan untuk institusi tersebut di bawah Kementerian Dalam Negeri.
Terkait wacana itu, Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay tidak sepakat jika Polri kembali digabungkan dengan TNI ataupun Kemendagri.
Dia mengingatkan, pemisahan Polri dari TNI merupakan amanat reformasi.
“Pemisahan kepolisian angkatan bersenjata, dalam hal ini TNI adalah amanat reformasi. Kita sudah melampaui banyak hal, maka saya kira masih bagus bagus aja (tugas Polri),” kata Saleh, Senin (2/12/2024).
Terkait dengan adanya kekurangan di tubuh Polri, Saleh menilai, merupakan momen untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Sebab, dia mengingatkan, dalam tubuh Polri ada banyak sekali instrumen dan sistem kelembagaan.
“Dalam kesatuan Polri banyak instrumen, ada sistem lembaganya kemudian, ada sistem kerjanya, kemudian ada juga orang orang bekerja di sana yang tentu memiliki cara bekerja yang mengimplementasikan kerja tidak sama. Kalau kurang ya diperbaiki,” tegasnya.
Ada Mekanisme
Soal adanya dugaan Polri membantu salah satu pasangan calon di Pilkada Serentak 2024, dia menyinggung mengenai mekanisme pelaporan.
Bukan dengan adanya satu dua orang yang keliru, lantas satu institusi harus menanggung.
“Jadi jangan sampai ada kasus-kasus yang kecil lalu malah justru menghilangkan peran besar Kepolisian. Saya dengar Pak Sigit itu udah menyatakan netral, dan tidak terlibat sama sekali. Saya kira itu poin penting,” ujarnya.
Saleh juga bersyukur, karena pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 berjalan dengan tertib dan aman. Dia mengungkapkan, Pilkada Serentak di Indonesia ini merupakan yang terbesar di dunia.
“Dilaksanakan serentak dengan tingkat suhu politik berbeda-beda, tapi Alhamdulillah tidak ada kerusuhan, peran masyrakat dan kepolisian. Ini kepolisian sudah berhasil mengamankan tentu juga dibantu TNI. Keberhasilan ini jangan dipandang sebelah mata,” tutupnya.