Jakarta
–
Uni Eropa sudah mendapat restu anggotanya untuk mengenakan tarif 45% pada kendaraan listrik asal China. Keputusan diambil dari hasil voting, yang berpotensi menimbulkan aksi balasan dari Pemerintahan Presiden Xi Jinping.
Keputusan Uni Eropa tak lain untuk melawan kebijakan subsidi besar-besaran China yang dinilai tidak adil. Proposal Uni Eropa dapat diblokir jika mayoritas anggotanya, yakni 15 atau sekitar 65% menyatakan penolakan.
Dalam pemungutan suara, 10 anggota UE mendukung pengenaan tarif dan lima lainnya menolak. Lalu 12 negara anggota menyatakan abstain.
Dikutip dari Reuters, Jumat (4/10/2024), Perancis, Yunani, Italia dan Polandia memberikan suara yang mendukung. Upaya mereka cukup untuk melawan sejumlah negara yang menentang tarif.
Dengan mayoritas negara yang menyatakan setuju maka Uni Eropa dapat mengimplementasikan kebijakan tersebut. Namun, mereka juga dapat mengajukan proposal perubahan jika mendapatkan dukungan yang lebih besar.
Jerman, negara dengan perekonomian terbesar dan produsen mobil terbesar di kawasan ini, justru menentang pemberlakuan tarif. Mereka juga abstain dalam pemungutan suara pertama pada bulan Juli.
Produsen mobil Jerman sangat vokal menentang kebijakan tarif. Volkswagen mengatakan bahwa itu adalah pendekatan yang salah.
Menteri Perekonomian Spanyol yang sebelumnya mendukung pengenaan tarif mulai membuka diri untuk opsi lain. Dia sudah menyurati Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis untuk menjaga potensi negosiasi.
(ily/hns)