Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berbicara soal manusia yang lupa diri dan kisah seorang pengkhianat bernama Yudas Iskariot dalam acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) di Inews Tower, Jakarta, Selasa (30/7/2024).
“Saya ditanya, ‘ibu, manusia itu kok bisa lupa ya?’. Benar, banyak yang nanya ke saya. Loh, namanya juga manusia, saya bilang. Kalau namanya nabi (tidak lupa),” kata Megawati.
Karena manusia kerap lupa itu pula, menurut Megawati, maka dalam ajaran Islam, ada malaikat yang bertugas melakukan evaluasi dan pencatatan terhadap setiap tindakan manusia.
“Apa artinya? Bahwa kita memang selalu sebagai manusia dicoba untuk bisa teguh tidak pada pendirian kita, pada etika kita, pada moral kita, pada nurani kita,” ujar Megawati.
Megawati juga mencoba memahami cerita di Injil, kitab umat Kristiani, untuk mendalami topik manusia lupa diri itu.
Dalam Injil, ujar Megawati, dikisahkan Yesus memiliki sejumlah sahabat. Namun ada dari sahabat tersebut yang akhirnya menjadi pengkhianat, yakni Yudas Iskariot.
“Jadi yang Yudas Iskariot itu kok mampu ya sebagai manusia (mengkhianati Yesus)? Loh betul, karena apa?” ujar Megawati Soekarnoputri.
Megawati menceritakan bahwa Yudas yang menunjukkan wujud seorang Yesus kepada aparat yang hendak menangkapnya. Saat itu, nama Yesus sudah terkenal, tapi tak semua orang mengenali wujudnya.
“Jadi waktu itu kalangan pemerintah mau tahu. Nah, termakanlah Yudas dengan 11 keping perak, bukannya emas loh. Tapi akhirnya (Yudas) bunuh diri,” kata Megawati.
“Iya loh, kalau enggak percaya baca deh sejarahnya. Jangan nanti ibu dibilang ibu nyindir siapa, terus ibu provokator, enggak loh. Saya bertanggung jawab loh. Kecuali kalau orang itu juga hanya bohong,” ucap Megawati.
Megawati Protes ke Jokowi soal Tagline Indonesia Maju
Di acara yang sama, Megawati juga bercerita pernah protes kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena tagline Indonesia Maju yang digunakan pemerintahan saat ini.
Sebab, menurut Megawati, tagline yang benar adalah Indonesia Raya, bukan Indonesia Maju. Sebab, kalimat Indonesia Raya yang diinginkan oleh para pendiri bangsa.
“Saya bilang pada Pak Jokowi, kenapa sih musti Indonesia Maju? Mbok ya sudah Indonesia Raya itu yang diharapkan, diinginkan oleh para pendiri kita,” kata Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat memberikan pidato kebangsaan di Mukernas Perindo, di Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Megawati pun bercerita, pada saat duduk di sekolah dasar, dirinya diberitahu oleh Soekarno bahwa kemerdekaan Indonesia ada arahnya.
“Jadi Bung Karno selalu mengatakan, waktu itu saya masih SD, ‘kamu masih ingat kalau kita merdeka ini tujuannya adalah menuju ke sana’,” ungkap Megawati.
“Yang sedang kita bangun adalah jembatan emasnya. Jadi saya mikir ngapain bangun jembatan emas ya, tapi lama-lama makin saya dewasa saya lalu mengerti bahwa itu hanya arah, bahwa berarti suatu saat Indonesia Raya yang ada di sana itu,” sambungnya.
Selain itu, Megawati juga menyebut jika Soekarno meminta agar dirinya selalu ingat bahwa Indonesia merupakan zamrud di khatulistiwa. Sehingga, dia pun meyakini tagline yang tepat adalah Indonesia Raya, bukan Indonesia Maju.
“Dari kecil saya diomongkan oleh Bapak saya, ‘jangan lupa Indonesia itu adalah sebuah untaian zamrud khatulistiwa’. Saya mana tahu yang namanya zamrud itu apa. Karena teringat terus, lalu saya suatu saat mencari di ensiklopedi, ternyata zamrud itu batu yang termasuk termahal dibanding sefir, rubi lalu berlian. Saya sangat yakin bahwa kita adalah Indonesia Raya,” tutur Megawati.
Utang Membengkak di Zaman Jokowi, Megawati: Cara Bayarnya Gimana?
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri juga pernah menyampaikan kritik terhadap utang pemerintah yang semakin membesar di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Dalam pidatonya pada acara pengambilan sumpah janji jabatan pengurus DPP PDIP masa bakti 2019-2024 yang diperpanjang hingga 2025 di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (5/7/2024), Megawati menyoroti masalah utang pemerintah.
“Coba kamu hitung dengan riil, tidak bohong. Sekarang yang namanya utang negara berapa? Mbok diulas-ulas yang bener gitu,” kata Megawati.
Megawati menekankan bahwa pemerintah harus mencari solusi untuk mengatasi masalah utang negara. Jika tidak ditangani dengan baik, ia khawatir akan memicu krisis ekonomi.
“Pertanyaan saya, cara bayarnya nanti gimana? Kalau dalam geopolitik tadi sama juga, ini saya khawatir krisis ekonomi. Kayak zaman saya nangani berhasil. Nanti kalau saya bilang gitu, Bu Megawati sombong. Buktinya berhasil. Saya dapat award dari CNBC,” tuturnya.
“Kenapa kok katanya bisa pada waktu melunasi utang IMF. Itu susah banget, kan dari zaman Pak Harto. Sekarang saya nanya, kalau keadaan kayak gitu, so what? Lo mau ngapain, terus bayar utangnya tolong dihitung berapa lama?” ujar Megawati.
Ia menambahkan, “dalam perencanaan kemarin utangnya Rp8.000 triliun. Triliun bukan itu perak.”
Ia meminta agar kritik ini tidak dipandang negatif atau dianggap berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah bangsa.
“Saya kalau ngomongin, Ibu Megawati sudah tidak ini dengan Pak Jokowi. Enggak. Ini harus dipikir semua karena persoalan bangsa bukan orang per orang. Kayak apa Rp8.500 triliun, dibayar pakai apa?” ujar Megawati.
“Pikir dah sono yang ahli-ahli ekonomi. Mbok ya inget bukan kepentingan Ibu Mega loh. Ini realita keadaan Indonesia masa kini. Pikirin, emangnya kita gak boleh pikirin? Sangat boleh,” kata Megawati Soekarnoputri.