New South Wales
–
Perusahaan asal Australia, Nickel Industries, telah berkomitmen membangun pabrik dan memproduksi nikel di Morowali, Sulawesi Tengah. Nilai investasi yang digelontorkan US$ 1,76 miliar.
Menteri Perindustrian dan Perdagangan New South Wales Australia, Hon Anoulack Chanthivong meyakini apapun investasi yang dilakukan Australia khususnya di Indonesia, diyakini akan mematuhi perundang-undangan negara tersebut, terutama terkait keselamatan kerja.
“Saya pikir sebagai warga Australia, kami juga memiliki standar tertentu terkait undang-undang ketenagakerjaan setempat, yaitu memastikan bahwa masyarakat berhak dan dibayar dengan layak,” kata dia ditemui di Kantornya di New South Wales, Australia, dikutip (23/5/2024).
Menurut dia kesejahteraan masyarakat setempat menjadi yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, dia meyakini bahwa pemerintah pusat Australia juga akan mengedepankan peraturan perundang-undangan demi memastikan keadilan bagi masyarakat setempat.
“Saya akan memastikan bahwa hal ini mencerminkan nilai-nilai Australia mengenai apa yang kita miliki di sini sebagai sebuah bangsa dalam standar ketenagakerjaan kita, undang-undang ketenagakerjaan kita, dan etika Australia yang baik mengenai upaya yang adi bagi masyarakat dan memastikan masyarakat diperlakukan dengan baik,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengungkapkan industri hilirisasi nikel di Morowali Sulawesi Tengah akan kedatangan pemain baru dari Australia, yakni Nickel Industries. Perusahaan itu telah berkomitmen menggelontorkan investasi senilai US$ 1,76 miliar atau sekitar Rp 27 triliun (kurs Rp 15.400/US$).
Nickel Industries akan membangun proyek excelsior nickel cobalt (ENC) high pressure acid leach (HPAL) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Proses konstruksi yang telah dilakukan sejak Oktober 2023 itu akan berproduksi mulai paruh pertama 2025.
“Nickel Industries sudah investasi di Morowali US$ 1,76 miliar dan rencananya akan berproduksi awal 2025 dan mempekerjakan 3.500 (orang),” kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).
Namun di sisi lain, beberapa tahun belakangan kecelakaan kerja di smelter nikel Morowali Sulawesi Tengah terus terjadi. Seperti yang baru-baru saja terjadi pada akhir tahun 2023 Tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), mengalami ledakan hebat.
Kemudian terjadi kembali pada awal 2024 tepatnya Jumat (19/1) sekitar pukul 19.40 WITA. Peristiwa kebakaran itu terjadi di smelter PT Sulawesi Mining Investment (SMI) pada tungku 1.
(ada/eds)