Banda Aceh- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh telah sukses melaksanakan Pekan Raya Cahaya Aceh (PRCA) (12/3/2023) dengan slogan “Persembahan Dalam Keakraban” berlokasi di Taman Sari Bustanussalatin dimulai sejak 10-12 Maret 2023. Event yang melibatkan 30 stan ini dihadiri pengunjung dari berabagai macam kalangan sehingga mencapai angka 6.780 pengunjung dengan nilai transaksi mencapai Rp. 1,4 miliar.
“Selama tiga hari event PRCA dihadiri 6.780 pengunjung dan nilai transaksi secara tunai dan non tunai tercatat mencapai sekitar Rp. 1,4 miliar,” kata Hendra Faisal Kabid Pemasaran Disbudpar provinsi Aceh.
Tahun ini PRCA menghadirkan ekshibisi enam sub sektor ekonomi kreatif (Ekraf) unggulan Aceh yang terdiri dari fashion, kuliner, musik, seni rupa, seni pertunjukkan, dan kriya. Event ini diadakan guna upaya pemerintah membantu mengenalkan produk lokal khas serambi mekah ke luar daerah.
Pada malam penutupan, panitia mengumumkan hasil dari presentasi terbaik dan booth terbaik selama ajang pergelaran PRCA berlangsung. Posisi peraih juara presentasi terbaik diraih oleh kabupaten Bener Meriah, disusul kabupaten Aceh Besar dan Aceh Selatan. Sedangkan untuk booth terbaik diraih oleh kota Subulussalam dengan nilai akumulatif 82,67, disusul oleh kabupaten Nagan Raya (81,33) dan Ekraf Banda Aceh (79,67). Sesi pembagian hadiah dan plakat diserahkan langsung oleh Kabid Disbudpar provinsi Aceh Hendra Faisal.
Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh T.Hendra Faisal (tengah) dan Kabid Pariwisata kota Subulussalam Zulkarnain (Tengah kanan). (Foto:REDAKSI/NF)
Hendra juga menyampaikan apresiasinya kepada Kepala Disbudpar kabupaten Aceh Selatan Bapak Muchsin dan Bapak Zulkarnain Kabid Pariwisata serta Ibu Nurul Akmal sekretaris Disporapar kota Subulussalam.
“Alhamdulillah standnya (Subulussalam -red) juara satu booth terbaik. Ucapan terimakasih atas dukungannya pada PRCA 2023 ini”, ungkapnya dalam pidato penutupan PRCA 2023.
Beliau melanjutkan ucapan terimakasihnya kepada Dinas Pariwisata kabupaten Nagan Raya, Aceh Selatan, Bener Meriah, kota Sabang, kota Banda Aceh, dan pihak-pihak lainnya yang sudah berpartisipasi dalam rangka memeriahkan PRCA tahun 2023.
Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh T. Hendra Faisal menutup Pekan Raya Cahaya Aceh (PRCA) 2023. (Foto:REDAKSI/NF)
Lanjut, Hendra juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada 21 tenan UMKM telah berpartisispasi dari hari pertama sampai hari ketiga, seperti Keude Kupi Lampoh Soh, Olapi Food, Yuyun Bordir, Bilie Droe, Nozy Juice, Seni Rupa Aceh, Aela Handmade, Puwoe, Capli, Ija Pinggang, Cut Banta Rajut, Pesen Djajan, Kedai Ucup, Neelam Geutanyoe, Bitata Food, Ainal Craft, GR Studio, Minyeuk Pret, PPJI Aceh, Martabak Durian Samudera Pasee, dan Miseta.
Dalam kesempatan ini, Hendra juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat yakni pada Agustus 2023 ini Pemerintah Aceh kembali menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8. Pekan Kebudayaan Aceh diadakan empat tahun sekali dan diikuti oleh seluruh kabupaten/kota provinsi Aceh yang akan menampilkan seluruh seni budayanya selama sembilan hari.
“PRCA ini bisa dikatakan sebagai miniatur atau pra bagaimana nantinya Pekan Kebudayaan Aceh ke-8 dapat dilaksanakan secara sukses dan lancar,” ungkapnya.
Beliau berharap seluruh masyarakat Aceh fokus mengikuti PKA ke 8, karena event tersebut merupakan sebuah momentum perhelatan empat tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.
Hendra menambahkan bahwa pada tanggal 17-19 Maret 2023, Aceh juga akan melaksanakan acara unggulan di kota pariwisata, yakni Sabang Marine Festival (SMF). Kegiatan itu merupakan hasil kolaborasi tiga instansi di antaranya Pemprov, Pemkot Sabang dan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS).
“Melalui kolaborasi tiga instansi tersebut diharapakan dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Aceh dimulai dengan penyelenggaraan event-event seperti PRCA dan SMF. Dan menegaskan bahwa Aceh siap menyambut kunjungan wisatawan baik mancanegara dan nusantara,” Tegasnya.
Malam ketiga atau penutupan festival Pekan Raya Cahaya Aceh ditutup dengan penampilan dari tarian Likok Pulo Aceh dan Iksan Skuter. (Redaksi)