Baku
–
PT PLN (Persero) hari ini menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah mitra internasional yang bertujuan mempercepat pengurangan emisi karbon di Indonesia. Penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan di sela gelaran COP29 yang saat ini tengah berlangsung di Baku, Azerbaijan.
Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dan disaksikan oleh Ketua Delegasi Indonesia untuk COP29 sekaligus Utusan Khusus Presiden di Bidang Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dan Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.
Nota kesepahaman yang ditandatangani meliputi kerja sama dengan lembaga keuangan internasional seperti Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) dan UK Export Finance (UKEF) dalam rangka meningkatkan kerjasama keuangan global untuk transisi energi di Indonesia. Selain itu, PLN juga melakukan penandatanganan perjanjian kerangka kerja sama mengenai pengembangan jaringan pipa transportasi hidrogen hijau dari Sumatera ke Singapura dengan Sembcorp Utilities dan PT Transportasi Gas Indonesia.
Penandatangan nota kesepahaman PLN dan mitra di sela gelaran COP29 yang saat ini tengah berlangsung di Baku, Azerbaijan. Foto: Eduardo Simorangkir
|
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan, kerja sama ini menjadi bukti keseriusan PLN dalam mengakselerasi transisi energi dengan menggandeng banyak pihak, termasuk di dunia internasional. Kolaborasi diharapkan membuat transisi ke energi bersih menjadi lebih cepat, efisien, dan merata, dengan mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang dari semua pihak yang terlibat.
“Ini menjadi sinyal bahwa Indonesia benar-benar peduli, bahwa kita tidak hanya akan mempercepat pertumbuhan, tetapi kita akan menjadi bagian dari aliansi global untuk memerangi perubahan iklim.” kata Darmawan di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11/24).
Darmawan mengatakan, PLN senantiasa menjaring lebih banyak kolaborasi baik lokal maupun global demi mendorong tercapainya target pengurangan emisi karbon. Kolaborasi yang terjadi menjadi titik cerah bahwa transisi energi bisa dilakukan dengan baik meski saat ini penggunaan energi fosil masih mendominasi.
“Ini baru permulaan. Dan kita telah mengunjungi Tiongkok, kita telah mengunjungi Jepang, kita telah mengunjungi negara Eropa, Amerika Serikat. Kita menjajaki berbagai cara untuk berkolaborasi sedemikian rupa, kita tidak akan melakukan ini sendirian. Kita akan melakukannya bersama-sama.” katanya.
KfW sendiri merupakan lembaga keuangan publik asal Jerman yang mendukung berbagai proyek pembangunan, termasuk di negara-negara berkembang. KfW aktif dalam mendanai proyek-proyek yang mendukung energi bersih, efisiensi energi, dan pelestarian lingkungan, termasuk melalui berbagai program inovatif untuk membatasi emisi karbon.
Sementara UKEF memiliki peran penting dalam mengurangi emisi karbon di dunia dengan mendukung proyek-proyek internasional yang fokus pada energi bersih dan infrastruktur rendah karbon. Sebagai lembaga kredit ekspor Inggris, UKEF menyediakan pembiayaan, asuransi, dan jaminan untuk proyek-proyek yang mengedepankan transisi menuju energi berkelanjutan.
Penandatangan nota kesepahaman PLN dan mitra di sela gelaran COP29 yang saat ini tengah berlangsung di Baku, Azerbaijan. Foto: Eduardo Simorangkir
|
PLN melalui PT PLN Energi Primer Indonesia (PT PLN EPI) juga menggandeng PT Transportasi Gas Indonesia (PT TGI) dan Sembcorp Utilities Pte Ltd. (Sembcorp) dalam membangun pipa hidrogen yang akan menghubungkan Sumatera dan Kepulauan Riau dengan Singapura. Kerja sama ini juga menjadi salah satu langkah konkret dalam mendukung target Indonesia Net Zero Emission 2060.
“Melakukannya di acara seperti ini, di COP 29 memberi kita keyakinan, apa pun tantangan di depan, kita akan terus maju untuk menyelesaikan visi misi Presiden sehingga bisa terwujud.” kata Darmawan.
“Tidak hanya pertumbuhan ekonomi 8%, tetapi juga mengurangi emisi gas, menciptakan lapangan kerja, menurunkan kemiskinan, dan pada saat yang sama memainkan peran besar dalam komunitas global untuk menyelamatkan bumi lagi.” tutupnya.
Hal ini diamini oleh Utusan Khusus Presiden di Bidang Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo. Dalam kesempatan yang sama, Hashim menegaskan bahwa Indonesia akan terus memenuhi tanggung jawabnya dalam mendukung pengurangan emisi karbon.
“Kita tidak mengeluh dan tidak menuntut. Kita tahu bahwa sebagai negara besar, dengan masa depan yang potensial, dengan masa depan yang menjanjikan, Indonesia akan memenuhi tanggung jawabnya.” jelas Hashim.
Penandatangan nota kesepahaman PLN dan mitra di sela gelaran COP29 yang saat ini tengah berlangsung di Baku, Azerbaijan. Foto: Eduardo Simorangkir
|
(eds/eds)