Jakarta
–
Produsen pesawat dunia, Boeing, disebut bakal menghabiskan uang ketimbang menghasilkan untung pada 2024. Hal ini disebabkan sejumlah hal.
Chief Financial Office Boeing, Brian West, mengatakan perusahaan akan sulit mendulang untung karena jumlah pengiriman pesawat yang tidak meningkat pada kuartal II-2024. Sebab, perusahaan asal Amerika Serikat itu sedang menghadapi krisis yang menghambat produksi pesawat terlarisnya.
Walhasil sampai akhir 2024, Brian menduga arus kas perusahaan akan negatif. Pernyataan Brian pun membuat saham Boeing anjlok 7,6% dan ditutup di level US$ 172,21 atau Rp 2.769.581 (kurs Rp 16.082). Komentar itu menambah daftar masalah perusahaan karena tantangan produksi, tertundanya pengiriman ke China, serta melemahnya prospek bisnis pada 2024.
“Kami memperkirakan peringkat (Boeing) tahun ini akan berada di bawah ekspektasi finansial kami dan ini semakin buruk,” kata Direktur Maskapai Penerbangan di S&P Global Ratings Ben Tsocanos, dikutip dari Reuters, Jumat (5/4/2024).
Produksi pesawat Boeing sendiri saat ini sedang melambat secara dramatis karena meningkatnya pengawasan dari regulator, maskapai penerbangan, dan anggota parlemen menyusul insiden pada Januari ketika penutup pintu pesawat jet Alaska Airlines (ALK.N) meledak saat berada di udara.
Sementara persoalan lainnya, Brian membenarkan bahwa terjadi penundaan pengiriman pesawat Boeing ke China dalam beberapa pekan terakhir karena negara tersebut sedang meninjau baterai pesawat Boeing yang bisa menggerakkan perekam suara di dalam kokpit.
Brian pun menuturkan pengiriman pesawat tidak bakal meningkat pada kuartal II-2024 dibanding kuartal sebelumnya. Ia mengakui bahwa perusahaan telah membuat pelanggan ‘frustasi dan kecewa’ karena masalah pada rantai pasokan dan produksi.
“Jika Anda berada di dalam (perusahaan), Anda melihat kemajuan. Namun semua orang berharap hal ini akan berjalan lebih cepat,” jelas Brian.
Sebagai akibat dari gangguan pada pabrik dan penundaan pengiriman ke China, Boeing memperkirakan dana kas pada kuartal II-2024 bakal habis bahkan ‘sedikit lebih banyak’ dibanding total US$ 3,9 miliar atau Rp 62,7 triliun yang digunakan pada kuartal I-2024.
Simak Video “Penjelasan Ahli soal Turbulensi Boeing 777 London-Singapura“
(fdl/fdl)