Belajar Terkait Pengelolaan Homestay,Pengelola Desa Wisata di Aceh Benchmark ke Yogyakarta

Sebanyak 13 orang dari lima desa wisata di Aceh melaksanakan bencmark pengelola desa wisata ke Desa Pentingsari, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada 25-29 September 2023. Kegiatan ini difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh.

Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal melalui Kabid Pengembangan Destinasi, Munawir Arifin menyampaikan para peserta berasal dari desa yang pernah meraih prestasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) sejak tahun 2021-2023.

“Bencamark tersebut dilaksanakan selama lima hari, pesertanya merupakan Pokdarwis dari Gampong Nusa dan Lubok Sukon (Aceh Besar), Gampong Ulee Lheue (Banda Aceh), Gampong Iboih dan Gampong Aneuk Laot (Sabang),” ujarnya.

Ia menambahkan, selama di sana para peserta dibekali dengan berbagai materi dan praktik pengelolaan desa wisata dan home stay dari narasumber berpengalaman serta praktisi desa wisata.

“Desa Pentingsari membangun pariwisatanya dengan baik, sehingga mampu menghasilkan sumber pendapatan bagi sebagian besar masyarakatnya,” sebutnya.

Menurutnya, perubahan tren pariwisata memberikan keuntungan bagi desa sebagai salah satu pilihan dalam pengembangan produk wisata. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan desa wisata di Aceh yang terus meningkat.

Sejak tahun 2021 desa wisata di Aceh berjumlah 34 desa, tahun 2022 ada 76 desa dan tahun 2023 terdapat 119 desa wisata yaang tersebar di 20 kabupaten/kota dengan berbagai klasifikasi, mulai dari rintisan 90 desa, berkembang 27 desa serta maju 2 desa.

“Tidak dapat dipungkiri dan ini fakta desa wisata dapat membangkitkan perekonomian masyarakat, ragam kegiatan yang ada di desa wisata diharapkan dapat memberikan pengalaman unik dan berkesan kepada wisatawan,” tutur Munawir.

Selain itu, banyak keuntungan bagi desa wisata untuk bisa menjadi pilihan dalam pengembangan pariwisata yang ditawarkan kepada wisatawan di antaranya, berupa keragaman budaya, adat istiadat, keunikan alam serta produk ekonomi kreatif.

“Oleh karena itu kami berharap desa wisata semakin berbenah dan melakukan inovasi dalam rangka mendorong peningkatan kualitas daya saing destinasi pariwisata Aceh guna meningkatkan kapasitas SDM,” ungkapnya.

Nurhayati, perwakilan Pokdarwis Gampong Nusa mengaku senang lantaran diberi kesempatan belajar ke desa wisata di Yogyakarta. Menurutnya, ilmu yang didapat selama di Desa Pentingsari akan diadopsi ke Desa Nusa.

“Pematerinya sangat bagus serta memuaskan, sehingga ilmu yang didapatkan sangat bermanfaat. Semoga dengan adanya benchmark ini bisa menciptakan sapta pesona di setiap destinasi wisata di Aceh,” ucapnya. (*)