Anak Muda Mau Gonta-ganti Kerjaan? Harus Punya Modal Ini Dulu


Jakarta

Generasi muda saat ini, khususnya generasi milenial dan gen Z sering kali ingin keluar dari tempat kerja atau mengganti pekerjaan baru. Namun, untuk keluar dari tempat kerja sebelumnya harus mempunyai modal ini terlebih dahulu.

Ekonom Senior dan Peneliti Poltak Hotradero mengatakan tabungan dan dana darurat menjadi salah satu mesin mengatasi resiko keputusan hidup, termasuk berhenti dari pekerjaan. Dengan mempunyai tabungan, generasi muda bisa menggunakan tabungan terlebih dahulu untuk bertahan hidup sampai mendapatkan pekerjaan baru.

“Tabungan itu perlu punya karena terkait dengan bagaimana mengatur hidup kita. Harus bisa menabung dan dana darurat punya keputusan penting dengan resiko terkendali,” kata Poltak dalam acada Unfiltered Live Bank Saqu di Jakarta Kamis (30/5/2024).

Dia menegaskan tabungan menjadi penting lantaran seseorang bisa mempunyai fleksibilitas. Misalnya, ingin kena pemutusan hubungan kerja (PHK) mendadak atau ingin keluar dari tempat kerja. Selain itu, dia bilang tabungan juga menjadi salah satu cara untuk membangun karir yang dipilih.

“Sangat penting orang muda karena dengan begini punya fleksibilitas, saya mau kemana saya mau kerja dimana. Kalau punya, punya pilihan dan membangun karir dengan baik. Kalau menabung sudah benar silakan investasi berjalan,” imbuhnya.

Dia pun menyarankan agar menyisihkan pendapatan untuk ditabung. Dengan begitu, dia bilang kita dapat tahu besaran uang yang dipakai. Cara ini juga ampuh untuk menekan sifat impulsif saat membeli sesuatu.

“Dengan begitu tau berapa duit kita, oh ga banyak ya nggak jadi beli. Dengan itu bisa menghindar aspek emosi. Belanja yang sifatnya ngemil juga kita redam,” imbuhnya.

Poltak mengatakan tabungan diperlukan di dua sisi, dari pemerintah dan juga perorangan. Jumlah tabungan akan mendorong perekonomian negara, dimana jika peredaran uang di Indonesia menentukan GDP.

Sementara untuk masyarakat, tabungan akan jadi modal fleksibilitas dimana orang yang memiliki tabungan akan memiliki fleksibilitas lebih banyak ketimbang yang tidak punya tabungan. “Misalnya, seseorang yang berhadapan dengan pilihan hidup seperti berhenti kerja atau pindah kerja bisa melangkah lebih siap ke depannya,” jelas dia.

Co-Founder Malaka Project & Content Creator Ferry Irwandi menjelaskan seperti halnya gaya hidup, menabung memiliki landasan psikologis yang kuat. Hal terberat dari menabung adalah memulainya dan punya disiplin yang akan menjadikannya kebiasaan. “Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan berupa insentif atau layanan keuangan yang dapat membantu seseorang membangun kebiasaan menabung,” jelasnya.

Untuk memanfaatkan fitur Tabungmatic tersebut, nasabah hanya perlu mengaktifkan fiturnya di aplikasi Bank Saqu. Lalu,tentukan nilai pembulatan yang diinginkan mulai dari Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 50.000. Dengan adanya fitur ini, semakin banyak bertransaksi menggunakan QRIS Bank Saqu, secara tidak langsung nasabah juga akan semakin sering menabung.

Masyarakat Indonesia sebelumnya memang sulit untuk menabung tapi mudah untuk mengeluarkan uang. Ini disebut dengan fenomena dissaving yang merupakan kondisi seseorang membelanjakan uang melebihi pendapatan, sehingga memanfaatkan sumber lain, seperti tabungan atau utang.

Fenomena ini sejalan dengan survei yang ditemukan oleh Bank Indonesia (BI) yang mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan pada bulan November 2023, mengalami penurunan signifikan sebesar 15,4% jika dibandingkan saat sebelum pandemi pada November 2019 sebesar 19,8%.

Kebutuhan finansial yang semakin meningkat membuat masyarakat harus menggerus tabungan sehingga muncul tren penurunan jumlah tabungan.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Musni Hardi K.A menjelaskan kinerja QRIS di Jakarta Pada tahun 2024, sampai dengan bulan April, akselerasi QRIS terus berlanjut tercermin dari akumulasi volume transaksi yang mencapai 462,55 juta.

Capaian tersebut didukung oleh pelaku usaha QRIS yang mencapai 5,31 juta naik 16% dari tahun sebelumnya (12% pangsa nasional) dan tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Selain itu, per bulan April tahun 2024 pengguna QRIS bertambah sebesar 118.328 atau tumbuh 34,14% (yoy) dengan total 5,78 juta pengguna.

Head of Go To Market PT Bank Jasa Jakarta Marcella Pravinata, mengatakan kebiasaan transaksi melalui QRIS menjadi kesempatan bagi Bank Saqu untuk berinovasi dan membantu membangun kebiasaan menabung masyarakat. Lewat fitur Tabungmatic, fitur menabung otomatis pertama di Indonesia, nasabah dapat mengelola keuangan menjadi lebih mudah, menyenangkan dan menguntungkan.

Di fitur Tabungmatic, uang kembalian dari setiap transaksi menggunakan QRIS di aplikasi Bank Saqu akan diubah menjadi tabungan yang disimpan di Saku Booster dengan insentif menabung sebesar 10% per tahun dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

(kil/kil)

Sumber : Detik Finance