Liputan6.com, Jakarta Aktivis dan Penulis Okky Madasari mengingatkan kaum perempuan, khususnya di Sumatera Utara melek politik di momentum Pilkada 2024 ini.
Di mana, bisa menghindari politiasi uang apalagi pemberian bantuan sosial hanya untuk memilih salah satu pasangan calon yang maju di Pilkada 2024. Hal ini disampaikannya di di Forum Demokrasi bertajuk “Selamatkan Demokrasi di Sumatera Utara” yang digelar di Kota Medan, Minggu (17/11/2024).
Okky mengatakan perempuan Indonesia adalah orang-orang yang tangguh dan pekerja keras, salah satunya di Tapanuli Selatan (Tapsel) yang terkenal dengan sebutan Inang Parengge-Rengge, yakni perempuan tangguh yang menjadi penyangga ekonomi keluarga, suka berpindah pindah pasar untuk berjualan.
Khasanah perempuan Indonesia dari Tapanuli Selatan ini berbanding terbalik dengan sebuah keluarga dinasti kekuasaan yang justru tidak memiliki empati dan kepedulian sosial.
“Di saat perempuan ibu-ibu di Indonesia berjuang menghadapi ancaman stunting, masalah perekonomian, mereka memamerkan kemewahan, jalan-jalan ke Amerika Serikat, makan roti mahal. Itu dilakukan dan menjadi sorotan rakyat,” kata Okky.
Okky pun mengingatkan agar para ibu- ibu dan perempuan perempuan di Sumatera Utara tak boleh tidak peduli dan tak boleh juga terlena dengan kondisi demikian.
Para perempuan jangan sampai tergiur hanya dengan amplop saat Pilkada, kemudian salah ketika memilih pemimpin masa depan yang baik.
“Jangan hanya melihat kemilau luarnya dan terbuai pada rayuan sesaat. Amplop bansos, itu harus diwaspadai,” jelasnya.
“Inang Parengge Rengge membuktikan perempuan Sumatera Utara itu tangguh, tak bisa ditaklukkan bansos murahan,” imbuh Okky.
Punya Kesadaran Literasi Tinggi
Ia juga menyinggung tentang generasi muda di Sumatera Utara yang memiliki kesadaran literasi tinggi. Mewarisi sosok seperti Amir Hamzah, Chairul Anwar dan para sastrawan besar lainnya.
Okky lantas menyampaikan karya Hamka dalam novel Merantau ke Deli, bagaimana digambarkan karakter-karakter penduduk warga Sumut yang tangguh, pekerja keras, dan sudah biasa bergelut dengan kenyataan hidup.
Saat ini, lanjut Okky, ada sekelompok anak muda di Sumatera Utara yang menjadi penggerak literasi di Medan. Mereka mencintai buku dan senang diskusi, merawat literasi dan memperjuangkan pendidikan kritis di Sumut.