Jakarta
–
Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono, mengatakan bahwa kementeriannya tengah membidik pinjaman lunak dari Bank Dunia. Jumlahnya mencapai US$ 635 juta atau Rp 10,3 triliun (kurs Rp 16.311).
Awalnya, di hadapan Anggota Komisi II DPR RI, AHY menjelaskan bahwa Kementerian ATR/BPN telah memperoleh pinjaman lunak sebesar US$ 200 juta atau Rp 3,2 triliun dari Bank Dunia untuk program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Pinjaman itu diperoleh dalam lima tahun terakhir.
“Dalam lima tahun terakhir, kita mendapatkan pinjaman sebesar 200 juta US Dolar dari Bank Dunia untuk PTSL. Program ini dinilai berhasil oleh Bank Dunia,” kata AHY di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2024).
AHY kemudian menjelaskan, bahwa karena keberhasilan program PTSL dia sempat diundang untuk mewakili tidak hanya Indonesia, tetapi benua Asia untuk berbagi cerita kesuksesan PTSL. Undangan diperoleh AHY dalam agenda World Bank Conference di markas Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat.
Oleh sebab itu melihat apresiasi Bank Dunia, AHY mengatakan pihaknya saat ini sedang menegosiasikan pinjaman tambahan. AHY pun mengatakan bahwa Bank Dunia kemungkinan besar bakal memberikan bantuan pinjaman lunak tersebut.
AHY optimis bahwa pinjaman lunak akan berguna mendorong upaya pemerintah mempercepat program PTSL dan mendorong kesuksesan program reforma agraria.
“Hasil negosiasi kami, Insya Allah, Bank Dunia akan meningkatkan bantuan pinjaman lunak, dari US$ 200 juta menjadi US$ 635 juta. Dengan sistem dan mekanisme yang tepat, kami optimis bantuan ini akan semakin meningkatkan kesuksesan program reforma agraria,” pungkasnya.
(das/das)