Tentang Bendung Pleret yang Viral Jadi Tempat Warga 'Surfing'


Jakarta

Bendung Pleret Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Semarang viral lantaran menjadi tempat arena bermain ‘surfing’ warga setempat. Ramai-ramai mereka memanfaatkan derasnya air bendungan tersebut untuk berseluncur

Lalu seperti apa Bendung Pleret itu? Melansir dari situs Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bodri Kuto Jawa Tengah, Bendung Simongan atau Bendung Pleret Sungai BKB dibangun dengan lebar 67,4 meter dan tinggi 5,6 meter. Debit irigasi maksimal bendungan tersebut sebesar 52,6 meter kubik per detik.

Area tersebut difungsikan sebagai fungsi penggelontoran atau flushing. Flushing sendiri sebagai upaya pemeliharaan waduk dengan cara mengosongkan tampungan serta menggelontorkan sedimen untuk mengembalikan volume efektif waduk.

Pada tahun 2012, bendungan tersebut direhabilitasi dengan menelan biaya Rp 260 miliar. Dilansir dari situ Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri Pekerjaan Umum (PU) pada saat itu, Djoko Kirmanto merehabilitasi beberapa waduk di Jawa Tengah, salah satunya Bendung Simongan.

Proyek tersebut digarap dalam rangka mengantisipasi kekurangan air pada saat kemarau. Selain itu, sebagai upaya untuk mengendalikan banjir dan menyediakan bahan baku air untuk irigasi dan minum.

Di sisi lain, Sungai BKB Semarang merupakan sistem drainase besar pertama di kota Semarang. Sungai tersebut beroperasi pada 23 Januari 1879. Artinya, sungai tersebut telah berusia hampir 1,5 abad atau 145 tahun.

Melansir dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Semarang, area sekitar Sungai BKB memang disulap menjadi salah satu destinasi wisata Jawa Tengah, mulai dari area hijau sampai air mancur juga ada di sana. Di Bendungan Pleret terdapat tempat santai berupa taman yang cukup instagramable.

Meski dijadikan arena surfing, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menjaga keamanannya. Ia meminta kepada jajarannya agar memastikan sistem peringatan dini berjalan dengan baik untuk mencegah bahaya.

“Saat ini memang masih viral terkait surfing Pleret di BKB itu. Memang jadi suatu keunikan, karena kebetulan airnya itu sedang surut. Tetapi kami harapkan tetap waspada, karena ada kekhawatiran kalau terjadi air bah,” ujar Mbak Ita dalam keterangan tertulis, dikutip dari detikTravel.

Dia menyebut akan berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau cuaca sebagai antisipasi munculnya debit air tinggi di bendungan itu. Selain itu, sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) yang memantau debit air juga akan dipastikan berjalan dengan baik.

(hns/hns)

Sumber : Detik Finance