Jakarta
–
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia berupaya menawarkan investasi nikel ke Amerika Serikat (AS). Perwakilan AS sendiri sebelumnya telah mendatangi kawasan industri nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.
“Kemarin ada teman-teman AS datang kemari, ninjau Morowali, dan saya offer ke dia juga. Kenapa kamu tidak masuk ke perusahaan yang memiliki cadangan besar di Indonesia,” katanya dalam CNBC MINDialogue: Supply Chain Dynamic in Critical Minerals Geopolitical di Soehanna Hall, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Menurut Luhut, AS belum memiliki teknologi smelter nikel seperti Indonesia. Dengan investasi itu, kata Luhut, AS akan punya kontrol atas cadangan nikel dunia.
“Kamu kan nggak punya teknologinya. Dia bilang, apa bisa? Saya bilang silakan saja. Anda akan kontrol bersama-sama yang lain 70% nikel dunia,” tuturnya.
Hal ini pada akhirnya akan membantu AS mengembangkan industri kendaraan listrik di negaranya. Subsidi AS terhadap kendaraan listrik juga akan berkurang signifikan.
“Anda akan kontrol bersama-sama yang lain 70% nikel dunia. Dan Anda akan bisa suplai kebutuhan mobil di AS, dan subsidi Anda akan berkurang hampir US$ 30 miliar untuk mobil EV karena program ini,” beber Luhut.
Sebelumnya, Luhut menyebut Indonesia memegang kunci untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dunia. Menurutnya, Amerika Serikat (AS) pun tidak mungkin mengembangkan ekosistem EV di negaranya tanpa Indonesia.
“AS pun meningkatkan EV 11 kali pada tahun 2030, tanpa Indonesia tidak akan bisa terjadi. Saya sampaikan ke teman-teman AS, saya katakan impossible kalian meningkatkan 11 kali dari apa yang ada sekarang tanpa Indonesia,” tutupnya.
(ily/rrd)