Jakarta
–
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri bicara mengenai kondisi Timur Tengah yang kembali memanas khususnya di Suriah dan kaitannya terhadap harga minyak. Dia mengatakan, kondisi harga minyak dunia dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kondisi geopolitik dunia.
“Untuk operasional Pertamina, kita sudah siapkan antisipasi sejauh ini dengan Suriah kita masih aman,” kata Simon, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2024).
Simon menjelaskan, Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut melalui perubahan rute-rute kapal tanker minyak agar tidak melalui kawasan yang terkena konflik. Hal ini juga dilakukan dengan mempertimbangkan biaya logistiknya.
“Kita antisipasi mencari jalur lain yang lebih aman dan tentunya harus kita perhatikan juga ongkos logistiknya. Misalnya apabila jalur seandainya melewati daerah konflik terlalu berisiko dan kita melewati jalur lainnya yang tentunya lebih jauh dan biaya kosnya lebih tinggi tentunya harus ada alternatif lain yang kami ambil,” terangnya.
Sebagai informasi, pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di bawah pimpinan Abu Mohammed al-Julani melakukan serangan besar-besaran mendadak di sejumlah kota di Suriah. Hal ini membuat Presiden Suriah Bashar al-Assad melarikan diri ke Moskow, Rusia.
Dikutip dari Reuters, hari ini harga minyak dunia naik setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad. Adapun dinasti al-Assad sendiri telah berkuasa selama kurang lebih 50 tahun. Hal ini meningkatkan kondisi ketidakpastian di Timur Tengah.
Harga minyak mentah Brent naik 36 sen, atau 0,51%, menjadi US$ 71,48 per barel pada pukul 05.13 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 38 sen, atau 0,57%, menjadi US$ 67,58 per barel.
(acd/acd)