Airlangga Hadiri Peluncuran GCPA, Potensi Baru Dukung Transisi Energi RI


Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri peluncuran Global Clean Power Alliance (GCPA) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 Rio de Janeiro, Brasil beberapa waktu lalu. Adapun peluncuran GCPA dapat menjadi skema alternatif untuk membiayai program transisi energi di Indonesia.

“Indonesia saat ini tengah mengakselerasi upaya transisi energi, salah satunya melalui optimalisasi energi baru dan terbarukan. Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, misalnya sumber daya panas bumi (24 GW), tenaga air (95 GW), tenaga surya (169 GW), dan tenaga angin (68 GW). Pada tahun 2040, Indonesia menargetkan untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara hingga 33%, meningkatkan bauran energi terbarukan hingga 42%, dan menambah kapasitas energi terbarukan sebesar 75 GW, yang semuanya didukung oleh 70.000 km jaringan transmisi baru. Untuk mencapai visi ini, Indonesia memerlukan investasi sekitar USD 235 miliar,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).

Sebagaimana diketahui, GCPA secara resmi diluncurkan oleh Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer untuk mengakselerasi transisi energi secara global. Inisiatif ini juga bertujuan untuk mengatasi tantangan investasi energi bersih di Emerging Markets and Developing Economies (EMDEs) melalui pendekatan yang lebih luas dan komprehensif, serta kerangka kerja sistemik yang melibatkan semua tahap pembangunan.

GCPA berfokus pada pembangunan platform lokal-nasional dan penguatan arsitektur pendanaan untuk proyek energi bersih. Aliansi ini mengakui peran penting sektor swasta dalam mendanai transisi energi dengan strategi spesifik untuk menarik investasi melalui de-risking faktor finansial dan pengembangan proyek yang bankable.

Hingga saat ini, terdapat 12 negara/organisasi regional yang pertama kali bergabung dalam aliansi ini, yakni Brasil, Australia, Barbados, Kanada, Chile, Kolombia, Prancis, Jerman, Maroko, Norwegia, Tanzania, dan Uni Afrika. Indonesia saat ini juga sedang aktif dalam beberapa fora kerja sama transisi energi internasional, seperti Energy Transition Mechanism, Just Energy Transition Partnership, Asia Zero Emission Community, dan Joint Crediting Mechanism.

(akn/ega)

Sumber : Detik Finance