Jakarta
–
Pertumbuhan ekonomi pada tahun depan diperkirakan akan mencapai 5,2%. Tahun depan sendiri merupakan era pertama Presiden Terpilih Prabowo Subianto menjabat.
“Tahun depan ini ada peluang kemudian Indonesia itu akan tumbuh di kisaran 5,18%, ya antara 5,15% sampai 5,2%. Ya tentu saja topangannya adalah dari salah satunya dari konsumsi,” kata Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro dalam konferensi pers Mandiri Macro And Market Brief secara virtual, Kamis (26/9/2024).
Secara rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia memang konsisten di level 5%. Tahun ini sendiri pihaknya memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,06%.
Nah, jika pemerintahan selanjutnya menargetkan ekonomi lebih tinggi untuk mengeluarkan Indonesia sebagai negara middle income trap, maka pertumbuhannya harus lebih signifikan.
Namun, ada tantangan yang harus dilewati atau diselesaikan, yakni terjadinya ketimpangan ekonomi pada masyarakat. Secara rata-rata kemiskinan disebut telah mengalami penurunan, tetapi sisi ketimpangan masih besar.
“Pada saat ini gini coefficient setelah pandemi itu ada yang namanya scarring effect, itu tetap terjadi. Dan ini tentu saja PR utama kemudian untuk kita tuntaskan di periode berikutnya,” ungkapnya.
Sementara dari sisi konsumsi, untuk kelas bawah disebut telah mengalami peningkatan. Walaupun peningkatannya tidak setinggi kelas menengah atas.
Di sisi konsumsi tersebut uang masyarakat Indonesia ternyata lebih banyak mengalir pada berbelanja kebutuhan di supermarket. Sementara belanja kebutuhan makanan di restoran mengalami penurunan.
“Yang menarik adalah yang naik elektronik. Jadi kalau kita lihat di Januari 2023 kontribusinya 4,2% sekarang ke 7%. Nah mengapa orang Indonesia lebih defensive? Kita bisa sampaikan bahwa kenaikan itu adalah karena adanya kenaikan dari sisi harga. Jadi nominal spending yang dikeluarkan untuk makanan minuman jadi relatif lebih tinggi,” pungkasnya.
(ada/rrd)