Liputan6.com, Jakarta – Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno mengakui pernah membahas rencana mendirikan partai politik (parpol) bersama Anies Baswedan. Rencana itu disampaikan Anies kepadanya saat keduanya memenangkan Pilkada Jakarta 2017.
“Menarik ya, karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,” kata Sandiaga di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Sandiaga menyebut Anies Baswedan memiliki pemikiran cerdas dan kontribusi yang ingin diwujudkan menjadi gerakan atau parpol.
“Mungkin pemikiran beliau dan harus kita hargai karena beliau ingin terus berkontribusi, menggunakan bahwa beliau memiliki banyak pemikiran yang bisa diintegrasikan disatukan perjuangan wadah gerakan,” kata dia.
Menurut Sandiaga, jika masuk ke dunia politik memang harus berpartai dan ia mendoakan Anies sukses dengan parpol barunya. Namun, Sandiaga menegaskan tidak tertarik bergabung ke parpol Anies dan ingin tetap di PPP saja.
“Pak Anies mau mendirikan partai ya kita doakan sukses, bisa memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara,” kata dia.
“Saya kader PPP sekarang, sudah saya ditugaskan di kementerian dan kebetulan saya sudah bergabung dengan PPP,” pungkasnya.
Kata Pengamat Soal Tantangan Anies Bikin Partai
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mendirikan organisasi masyarakat (ormas) atau partai politik baru. Rencana ini muncul setelah Anies tak bisa ikut dalam kontestasi Pilkada 2024.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai wacana Anies ini mengikuti pola yang diterapkan oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem) di mana Anies sendiri merupakan salah satu pendirinya.
“Mungkin Anies ingin membangun ormas terlebih dahulu, lalu bermetamorfosis menjadi partai politik,” ujar Ujang Komarudin di Jakarta, Kamis, (5/9/2024).
Namun, Ujang juga mengingatkan Anies akan menghadapi sejumlah tantangan besar jika ingin membangun partai baru. Tantangan pertama adalah pendanaan. “Dibutuhkan dana besar untuk mendirikan dan menjalankan partai, minimal Rp2 triliun,” ungkapnya.
“Selain pendanaan, Anies juga harus mengumpulkan tokoh-tokoh hebat yang memiliki basis massa yang kuat di daerah,” lanjut Ujang.
Membangun partai hanya untuk mengantarkan Anies sendiri akan menjadi tugas yang berat.
Ujang juga menekankan pentingnya basis massa yang solid sebab partai tanpa basis massa akan kesulitan berkembang. Terlebih, dalam 10 tahun terakhir, partai-partai baru dan kecil sulit untuk lolos ke Senayan dengan ambang batas parlemen (PT) 4 persen.
Ujang menyimpulkan, Jika Anies ingin mendirikan partai, dia harus mempertimbangkan dengan matang semua aspek, mulai dari pendanaan, tokoh, hingga basis massa.